sepertiga malam...
mengapa hujan diwaktumu mampu membuatnya bertanya
padahal hujan diwaktuku lebih dari satu juta
tapi justru ia tak bahagia..
Aku cemburu...
Aku mengadu...
limit dua pertiga waktu...
Jauh lebih lama darimu...
Aku datang pada Tuhan..
Ia beri aku senyuman
taukah kamu? bahwa tidur hambaku yg shaleh di waktumu
mampu meredam murkaku?
Aku datang pada Rasulku
Iapun tersenyum atas keluhanku
taukah kamu? Aku selalu datang di mimpi umatku
Justru diwaktumu
Aku datang padanya
lalu apa jawabnya??
Aku tak punya
Tapi aku punya jawab atas tanyanya
mengapa tabrakan hujan tak pernah terjadi pada tetesnya?
karena mereka perlu waktu lama
untuk membuat mereka tak berperantara
(Sebagai balasan atas puisi kakak sekaligus sahabatku. jawaban terinspirasi dari jurnal Nature Physics yang dikeluarkan Emmanuael Villermaux dan Benjamin Bossa asal Universitas Aix-Marseille, Prancis)
Dua Pertiga Malampun Cemburu
Perawan Yang Dirantai
Mulier catenata...
Wajahmu redup di langit utara
Menanti decak kagum manusia
Satu triliyun bintang yg kau dera
Menjadikanmu kabut Bima
rasi yg jauh...
Kau terus saja tumbuh
melahap bintang yg tak pernah jatuh
satu persatu kau rengkuh
tak peduli meski harus mengayuh
Virgo devota...
kau adalah tetesan-tetesan peluh sang dewa
tercipta sebelum adam dan hawa
menjadikanmu makhluk tua renta
perlambang putri andromeda
kau lalai..
Karena bintang yg tersemai
terlalu indah dirangkai
selalu membalut hati dengan damai
Kau, Perawan yg dirantai...
Aku tak suka kau, Kawan
kau merasuk di mimpi yusuf
sujud begitu takluk
Kau menahan hati yang terenggut
ciptakan damai yang terpaut
kau cahaya yang terasingkan
berkumpul dalam satu ruang
Kau bentuk yg terabadikan
tak berbayang dalam kelam
apa yg menjadi panggilan?
Si kecil yg bersahabat dengan malam
Tapi datang sendiri saat siang
matahari atau bintang?
Aku tak suka kau, kawan..
mengapa kalian saling berkedipan?
tak pernah menjaga pandangan
mengapa warnamu kau tukarkan?
seperti barang murahan...
(terinspirasi karena mati lampu di malam idul adha)
nb: mengapa bintang selalu berkedip? mengapa kadang mereka berubah warna??
AKU DAN BIRU
Biru
Selalu kau bercerita
Tujuh ruang di atas dunia
Bertemu nabi Adam, Nabi Musa
Dan seluruh pembawa berita
Aku
Selalu aku bertanya
Mengapa senja membuatmu berubah warna?
Apa kau suka jingga?
Biru
Selalu kau berkata
Langit membuatmu bahagia
Karena Tuhan selalu ada
Aku
Masih tetap bertanya
Haruskah di Bumi kubuat nada?
Bukankah Tuhan ada dihati setiap hamba?
Biru
Pernah kau bahagia
Melihat seulas senyum diantar sang udara
Meski kadang tertahan di pohon tua
Aku
Selalu tak punya kata
Hingga bahagiamu terlalu sulit kuterka
Dan mengukir beribu sangka
Pada akhirnya
Semua tanyaku hanya asa
Atau mungkin rasa
Karena kau tetap saja dilangit sana
Biru...
Biru...
(Teruntuk biru yang sulit kugapai)