RSS

Ketika Penulis Amatiran Ini Jatuh Cinta

Akhirnya rampung juga membaca buku"saat penulis jatuh cinta" karya Asma Nadia Dkk.  buku yang tak hanya menghibur dan menginspirasi, tapi juga membuat penulis amatiran satu ini ingin ikut serta menuliskan bagaimana ia jatuh cinta. haha
yaa.. meskipun tak disandingkan dengan cerita cinta para penulis indonesia, aku tuliskan saja di sosial media. dari pada inspirasiku terbuang sia-sia. iya gak? (padahal mau curhat ceritanya. haha)
sedikit bingung ketika berbicara seperti apa rasanya jatuh cinta. hehe. aku dikenal sebagai orang yang terlalu menggunakan logika ketika membahas tentang cinta. kalau @gema sukma bilang "terlalu berteori". haha. kita ambil contoh... ketika temanku menangis berhari-hari dan mengurung diri karna disakiti, ampe sakit dan harus dirawat malah. terlebih ketika diputuskan justru ia yang minta balikan. apa sebenarnya yang ia pikirkan? jelas jelas ia korban. kasarnya, sama saja dengan ia ingin disakiti berulang kali. aneh kan? mereka bilang 'terlanjur sayang'. memang, cinta itu adalah masalah perasaan. tapi bukankah kita diberi 2 kelebihan? hati dan akal pikiran. jadi mengapa tak menggunakan akal pikiran untuk mengontrol perasaan? bukankah kita memang diharuskan untuk menggunakan keduanya? ada alasan lain! mereka bilang "sulit melupakan". bukankah ada pepatah bilang "untuk menuju proses melupakan, maka kau akan melewati proses mengingat segala peristiwa yang kau ingin lupakan." jadi, sampai kapanpun, gak akan pernah lupa. so, mengapa kita tidak berdamai saja dengan perasaan? atau dengan ingatan. jadi tak perlu melupakan, tapi membangun sebuah mindset baru yang dapat mengubah apa yang kita rasakan. bukankah sudah banyak penulis berteori bahwa segala yang terjadi pada diri kita itu tergantung mindset dalam pikiran kita. ada lagi! ada sebagian yang bilang "sedang berusaha membenci orang yang sebelumnya ia cinta". menurutku ini justru lebih aneh. bukankah sama saja dengan ia berusaha membuat dosa? kan gak boleh membenci sesama saudara? lagipula, kata orang... gak tau orang mana, "lawan dari cinta itu bukan benci. tapi diabaikan. karena perasaan benci itu menandakan masih ada perasaan cinta yang tersisa."hayooo... hehe
segala hal ini juga yang akhirnya membuat teman-temanku selalu melontarkan komentar yang sama. "kamu gak pernah ngalamin si gimana rasanya.." awalnya si acuh aja mendengar komentar itu. tapi lama-lama jadi kepikiran juga. apa karena aku terlalu berlogika atau memang aku belum pernah jatuh cinta?
aku memang belum pernah menangis karena seorang pria. atau merasa tak rela ketika ditinggal seseorang yang dekat denganku. tapi bukankah ada yang bilang cinta itu berawal dari dari sebuah kekaguman? dan seingatku ada cukup banyak pria yang aku kagumi. karena kecerdasannya, kepribadiannya, prilakunya, pemikirannya, kesuksesannya, agamanya, atau juga karena ketampanannya, dan sebagian dari mereka juga cukup dekat denganku. dan sama halnya dengan orang-orang, aku juga pernah melakukan hal aneh diluar nalar yang pada akhirnya aku selalu bilang, "ko bisa ya? ngapain coba?" haha. tapi ketika akhirnya mereka mendapatkan bidadarinya dan itu bukan aku? aku hanya merasa, ya itu bukan jodohku. dan entah mengapa untuk banyak kasus aku selalu merasa mereka memang serasi untuk bersama-sama. jadi perasaan ikhlas itu selalu dengan mudah datang. yaa.. meskipun aku merasa cukup disayangkan harus kehilangan orang yang menurutku layak menjadi pilihan. ya, kalau ditimbang-timbang, ia masuk lah kriteria calon suami idaman. hehe. sebenarnya si gak seinstan itu, untuk beberapa saat memang ada perasaan kehilangan. tapi menurutku itu masih perasaan yang wajar. bagaimana tidak? sebelumnya kita terbiasa melakukan aktivitas bersama-sama, lalu tiba-tiba gak. wajar kan? (mencari pembelaan. haha)
gak tau kenapa. tapi mungkin karena sejak SMP aku sudah mendapatkan pemahaman tentang bagaimana hukum pacaran dalam islam. jadi aku selalu mengontrol diriku untuk tak terlalu sayang pada seseorang sebelum dia jadi mahram. yaa.. dulu sempet si hampir saja punya niat berpacaran (untung dalam hal yang tidak baik, niat tidak dicatat malaikat ya.. hehe), tapi temanku bilang sayang. kenapa kita tak menjadikan suami kita awal dan akhir dari sebuah pencarian kasih sayang? dan aku setuju dengan itu. jadi kesimpulannya, penulis amatiran ini sudah pernah jatuh cinta atau belum ya? hahaha

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: