RSS


Kepada jodohku di masa depan


Assalamualaikum Wr.Wb

Jodohku! Bagaimana kabarmu hari ini? O ya, kau tahu? Hari ini aku cemburu luar biasa. Tadi pagi aku melihat seorang perempuan yang kepalanya diusap dengan begitu lembut oleh seorang laki-laki dan siangnya aku melihat perempuan tertidur dengan begitu lelapnya dipundak laki-laki di sampingnya. Aku tak tahu mereka mahram atau bukan. Tapi yang pasti, dua hal itu yang sejak dulu selalu membuatku cemburu tak berkesudahan. Melihat semua itu hampir saja terbersit dalam pikiranku ingin berpacaran. Tapi tenang jodohku! Aku akan tetap memegang prinsipku untuk menjadikanmu yang pertama dan yang terakhir. Tapi kau harus janji saat kita menikah nanti kau harus mengusap kepalaku dengan penuh sayang setiap hari dan kau juga harus memperbolehkan aku tidur dipundakmu. Aduh jadi malu! Belum apa-apa ngomongnya udah nikah aja. Padahal rupamu saja aku belum tahu benar. Hehe... apa kau tampan jodohku? Kalau disamain sama artis kamu mirip siapa? Justin beiber? Apa artis korea? Hehe. Tapi kau tenang saja jodohku! Aku bukan orang yang melihat rupamu. Aku akan lebih bahagia jika hatimu jauh lebih tampan. Karena jodoh itu adalah saat hati kita disatukan oleh Tuhan. Bukan saat rupa kita disatukan. Tapi aku benar-benar penasaran seperti apa dirimu. Apakah kita pernah bertemu sebelumnya? Apakah kau seperti apa yang aku minta dari Tuhanku? Karena percaya atau tidak dulu aku pernah meminta pada Tuhan mengirimkan jodohku seperti yang aku inginkan. Baik, punya suara bagus dan pandai membaca Alquran, tak perlu romantis tapi harus pengertian, tak perlu kaya tapi wajib punya tanggung jawab.

Jodohku! Di suratku ini, aku ingin bercerita banyak padamu. Kau tahu jodohku? Bagaimana panjangnya perjalananku untuk mencarimu selama ini? Perjalananku seperti nabi Ibrahim saat beliau mencari Tuhan. Dalam perjalanan ini aku bertemu dengan banyak laki-laki. Dalam hitungan beberapa langkah perjalanan hidupku aku bertemu dengan seorang laki-laki. Ia seperti bintang, jodohku. Ia sangat pintar, bahkan kepintarannya itu membuat ia menjadi begitu terkenal di lingkungannya. Banyak loh jodohku, yang nitip salam buat dia padaku. Tapi tiba-tiba saja ia berubah. Ia pergi tanpa pamit dan tanpa mengucapkan apapun. Sejak saat itu, tiap malam sang bintang tak pernah muncul. Apa semua itu karena tata surya terus berkembang jodohku? Hingga ia menjadi semakin jauh dariku. Entahlah jodohku. Aku sendiri bingung. Kuputuskan saja untuk melanjutkan perjalananku. Saat putaran jam yang entah keberapa kalinya aku bertemu dengan bulan. Ia pria yang sangat baik, jodohku. Ia selalu ada saat aku butuhkan. Bahkan terkadang ia rela menemaniku hingga pukul dua pagi jika aku tak mampu tidur. Kau tahu sendiri kan aku kayak gimana. Insomniaku belum bisa sembuh sampai saat ini. Tapi laki-laki itu mau mendengarkan ceritaku dengan baik tiap aku tak tidur. Bahkan ia selalu memberi saran setiap kali aku dihadapkan dengan sebuah masalah. Agh... saat itu aku berharap ia itu engakau jodohku. Tapi sepertinya bulan itu mulai mengikuti bintang untuk pergi. Tapi aku bersyukur karena ia masih bersikap baik padaku. Atau mungkin memang ia selalu bersikap baik untuk semua orang? Entahlah.

Sejak aku kehilangan untuk kedua kalinya aku semakin khawatir, jodohku. Mengapa engkau tak kunjung datang? Tidakkah engkau ingin bertemu denganku? Masih banyak pertanyaan dalam otakku tentang kapan engkau datang. Dalam kekhawatiranku inilah aku bertemu dengan matahari. Ia yang mengobati kekhawatiranku. Ia pria yang luar biasa, jodohku. Pria yang mengajarkan aku untuk selalu berbagi dalam hidup. Kau tahu jodohku? Ada satu kalimat darinya yang tak bisa aku lupakan. Ia pernah bilang sama aku “kaya, pintar, cantik/tampan tidaklah cukup jika kita masih hidup untuk diri kita sendiri.” Indah bukan kalimat itu jodohku? Kalimat itu yang membuatku tak lagi melihat seseorang dari harta, rupa serta kecerdasan yang mereka miliki. Tapi terlebih pada bagaimana hati mereka membuat segala nikmat Tuhan itu indah. Maaf jodohku, sampai saat ini aku belum mampu melupakan ia. Padahal ia juga sudah pergi meski kepergiannya tak seperti yang lain. Ia telah dijemput Tuhan, jodohku. Kurasa Tuhan terlalu menyayanginya dan ia memang pantas untuk disayangi. Sedih rasanya aku saat itu. Tapi akhirnmya Tuhan menyadarkanku. Di sepertiga malam Tuhan memberitahuku bahwa bukan ia yang Tuhan kirim untukku. Aku bingung. Lalu seperti apa kau, jodohku? Mengapa pria luar biasa seperti ia tak ditakdirkan Tuhan menjadi jodohku? Lalu Tuhan memberitahuku lewat sebuah ayat “sesunngguhnya wanita yang baik itu hanya untuk laki-laki yang baik. Begitupun sebaliknya. Laki-laki yang baik hanya untuk perempuan yang baik.” Akhirnya aku putuskan untuk berhenti menduga-duga. Aku akan menunggumu saja, jodohku. Aku yakin kau laki-laki yang jauh lebih luar biasa dibandingkan bintang, bulan, bahkan matahari.

Tapi kapan engkau datang, jodohku? Jangan- jangan kau baca dream mappingku. Jadi kau putuskan untuk datang di usia itu. Rasanya memang seperti itu. Baiklah! Akan kutunggu saat dimana kau akan datang. Tak perlu kau datang membawa makanan dan buah-buahan. Cukuplah kau datang membawa lingkaran kecil untuk jariku.

Aduh, maaf jodohku. Tapi saat ini aku memang ingin bercerita banyak. Kamu tahu semua sifat burukku kan? Hari ini sifat itu muncul. Tadi aku berdebat lagi dengan temanku. Masalah yang sepele sebenarnya. Cuma debat masalah nyepi itu seperti apa. Tapi tetap saja aku tak ingin berhenti. Ah! Sulit ternyata menghilangkan sifat keras kepala ini. Selalu saja ada perasaan tak puas jika aku tak menang. Jadi ingat masa kecilku. Waktu itu peringatan kemerdekaan dan aku ikut lomba balap karung. Kau tahu? Ditengah perjalanan aku jatuh dan kalah. Aku tak bisa menerima itu dan aku menangis sejadi-jadinya. Keluargaku tak bisa membiarkan aku seperti itu dan merekapun menyiapkan sebuah hadiah untukku, sampai di akhir acara panitia memanggil namaku sebagai pemenang dan memberikan hadiah yang dibuat oleh pamanku sendiri. Rasanya sudah banyak orang yang muak dengan sikap burukku yang satu ini. Tapi aku yakin kau mampu bertahan bahkan kau mampu merubahku menjadi lebih baik. Karena itu Tuhan mengirimmu untuk jadi jodohku. Karena Tuhan itu selalu tahu yang terbaik untuk hambaNya.

O ya, saat ini aku tengah ada masalah, jodohku. Masalah ini bukan Cuma jadi masalahku. Tapi akan menjadi masalah banyak orang. Sebenarnya aku ingin sekali cerita. Tapi aku udah janji kalau masalah ini jangan sampai didengar orang. Semoga ada jalan keluar untuk permasalahan ini. Saat ini aku dan teman-temanku pun tengah berusaha menyelesaikannya. Alhamdulillah ada orang yang begitu kreatif menyumbangkan ide cemerlangnya. Kuharap cara ini berhasil. Kamu doakan aku saja ya jodohku. Moga aja semakin banyak doa, harapan kita akan terwujud.
Sepertinya aku udah kebanyakan cerita. Udah dulu yah, jodohku! Udah malem juga. Asal kau tahu saja, aku nulis surat ini jam 12 malem. Hehe. Aku bingung harus nutup surat ini dengan apa. Aku tulis lirik lagu afgan aja yah jodohku.

Bawalah pergi cintaku
Pada ke mana pun kau mau
Jadikan temanmu
Temanmu paling kau cinta
Di sini ku pun begitu
Trus cintaimu di hidupku
Di dalam hatiku
Sampai waktu yang pertemukan
Kita nanti

Jangan GR loh jodohku. Lirik itu bukan sengaja aku tulis. Aku Cuma kebetulan aja lagi denger lagu itu. Hehe. Sudah yah! Aku mau tidur. Met malem jodohku. Jangan dulu ketemu di mimpi yah... biar aku tambah penasaran seperti apa kamu itu. Oke?

Assalamualaikum Wr.Wb

Dari calon pemilik hatimu

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: