pagi ini ibu kota diguyur hujan. doaku semalam sebenarnya, dan itu terkabulkan. tapi ternyata kebahagiaanku tak di rasa sama. tak sedikit juga orang mengeluhkan hujan yang membuat jalan ibu kota ini
tergenang. tak disangka, sang hujan ternyata mampu menciptakan dua rasa.
tapi kupikir tak hanya hujan, aku terkadang merasa lucu dengan hukum. kesetimbangan. dalil yang mengatakan bahwa dalam hidup, segala sesuatu itu
diciptakan berpasang-pasangan. ada sedih, ada bahagia. ada sakit, ada sehat. ada siang, ada juga malam.
Apa lucunya?? karena terkadang, untuk mempertahankan keseimbangan, mereka
mampu datang bersamaan. tak langsung
kualami sebenarnya. tapi lelucon hidup
ini cukup membuatku merenungkan
hidupku sendiri.
Hanya sekedar informasi, aku mengikuti
25 grup d Whatsapp dan obrolan yang
terjadi selalu berbeda setiap hari. Tapi ada yang menarik perhatianku beberapa hari ini. kupikir hidup itu seperti balon sabun. meski dari air sabun yang sama, alat tiup yang sama, tapi ukuran balon sabun itu tak pernah sama. begitupun hidup, meski kita tinggal di bumi yang sama, secara hakikatnya Tuhan kita sama, tapi cerita hidup kita, satu dengan yang lain tak pernah sama. bukti otentiknya adalah berita yang aku dapatkan beberapa hari ini. jika saat di sekolah kita mengenal segi enam, maka kupikir hidup kita itu adalah segi ratusan, bahkan milyaran, dan aku
seperti berdiri di tengah segi itu.
sudut pertama membawa kabar berita
"Minta doanya ya teman-teman, istri saya
tengah melahirkan. moga ibu dan
bayinya diberi keselamatan." :-)
sudut kedua mengirim surat. "Innalillahi,
temen2.. minta doanya. satu jam yang
lalu ayah saya meninggal." :-(
sudut ketiga juga bercerita, "temen2
dateng ya nanti sabtu... saya wisuda." :-)
sudut keempat ikut serta, "guys... aku
baru putus, dan sekarang ia malah
bersikap aneh. aku takut.." :-(
sudut kelima pun tergoda berbagi cerita,
"disertai rasa syukur, kami bermaksud
mengundang teman-teman dalam acara
akad nikah dan walimatul ursy kami." :-)
kini giliran sudut keenam, "guys... kosan
ane kemalingan. motor yang baru 1
bulan an beli ilang." :-(
pesan sudut ketujuh pun diterima, "de,
minta doanya ya.. bulan depan w
lamaran." :-)
sekarang sudut delapan, "teman2, minta
tolong di share ya.. sudah seminggu ini
sepupu saya hilang. ini foto dan
keterangannya. semoga saja dia baik-baik
saja" :-(
sudut sembilan ikut ambil peran,
"selamat! karya anda masuk dalam 10
karya terbaik lomba ini. silahkan kirim
narasi diri anda untuk kami lampirkan di
buku antalogi nanti." :-)
berikut ucap sudut sepuluh, "Innalilahi..
salah satu sahabat kita tadi pagi
kecelakaan. alm sedang buang sampah
yg berjarak 30m dari rumahnya dan tiba-
tiba muncul truk barang dengan kondisi
supir mengantuk dan menabraknya." :-(
sekarang apa yang kalian rasakan???
apapun itu, seperti inilah lelucon hidup.
dalam satu hari itu, ada perasaan aneh
menghinggapiku saat aku tertawa-tawa
bahkan bercanda dengan ringannya
karena ikut bahagia dengan kebahagiaan
sahabatku, sedang di saat yang sama
batinku sendiri tahu, sahabatku di sudut
lain tengah menemukan duka dalam alur
cerita hidupnya. maka sebenarnya, harus
seperti apakah aku yang berdiri
ditengah?
aku jadi teringat dengan cerita seorang
raja yang memesan sebuah cincin pada
seorang pandai besi yang terkenal di
negerinya. Raja itu mengatakan,
"tuliskanlah di cincin itu, kalimat yang
menurutmu mampu merangkum arti dari
sebuah kehidupan."
sang pandai besi itu berpikir sekian
lama hingga akhirnya ia menuliskan
sebuah kalimat di cincin itu, SEMUA ITU
PASTI AKAN BERLALU."
raja itu bingung saat menerima cincin
itu dan membaca tulisannya. tapi seiring
berjalannya waktu raja itu akhirnya
memahami makna dari kalimat itu. saat
kita mendapat kebahagiaan, tak perlu
lah kau terlalu berlebihan meluapkan
perasaan, karena semua itu pasti akan
berlalu. Sama halnya saat kau bersedih,
tak perlu lah kau sedih berkepanjangan,
karena kesedihan itu pasti akan berlalu.
sedikit mengutip dari tulisan Boy Farhan
bahagia dan sedih hanya sebatas
pergantian siang dan malam, terang dan
gelap, keduanya mempunyai porsi yang
sama. maka, ketika bahagia menghinggapi hati, aku patut bersyukur sebagaimana mestinya, dan ketika kesedihan menghampiri, aku akan berusaha menikmatinya, karena hidup tidak mungkin dibangun tanpa ke dua
unsur tersebut.
kepada engkau yang selalu mengantar
bahagia dalam nyiru kehidupan, adalah
terimakasihku dengan mendedikasikanmu
dalam setiap narasiku, menyimpanmu
dalam lemari ingatanku.
juga kepada engkau yang tak sengaja
menyuguhkan kesedihan, selalu ada
tempat untukmu di ruang batin, engkau
adalah nutrisi untukku terus bertumbuh,
dan sebagai pelecut untukku ke luar dari
kenyamanan yang parah.
kepada bahagia dan sedih yang kerap
datang silih berganti, kadang bersamaan,
aku ucapkan selamat datang, hinggaplah
selama sayapmu sanggup mengepak, dan
pergilah jika memang takdir telah
menyurat.
bahagia dan sedih adalah cinta yang
berbeda rupa, maka aku butuh
keduanya!
CINTA BERBEDA RUPA
22.30 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar